Senin, 17 Oktober 2016

ILMU FALAK

Ilmu Falak memiliki kontribusi yang sangat besar bagi pelaksanaan tugas-tugas keagamaan Islam. Dengan ilmu ini, saat-saat masuk dan keluarnya waktu shalat dapat ditentukan dengan tepat dan akurat dan juga penentuan awal bulan puasa yang menggunakan ilmu ini.

Pengertian Ilmu Falak

Secara etimologis, falak artinya orbit atau lintasan benda-benda langit. Sedangkan terminologi ilmu falak merupakan ilmu pengetahuan yang memepelajari lintasan benda-benda langit khususnya bumi, bulan, matahari pada orbitnya masing-masing, dengan tujuan utnuk mengetahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.

Sejarah Ilmu Falak

Penemu pertama ilmu falak adalah Nabi Idris, sebagaimana disebutkan dalam setiap mukadimah kitab-kitab falak, seperti disebutkan Zubair Umar al-Jailany dan as-Susy.

Sekitar abad ke 28 SM, embrio ilmu falak mulai tampak. Ia digunakan untuk menentukan waktu penyembahan berhala di beberapa negara, seperti di Mesir untuk menyembah dewa Orisis, Isis dan Amon, di Babilonia dan Mesopotamia untuk menyembah dewa Astoroth dan Baal. (Thanthawy al-Jauhary, Tafsir al-Jawahir, VI : 16-17)

Pada abad ke-20 SM, di negeri Tionghoa telah ditemukan alat untuk mengetahui gerak matahari dan benda langit lainnya yang dapat menentukan terjadinya gerhana matahari. ( Abdul Latif Abu Wafa, al-Falak al Hadith, hlm: 3)

Kemudian sekitar abad ke 4 SM, di Yunani , ilmu falak telah mendapatkan kedudukan yang sangat penting. Pada abad ke 2 Masehi, seorang ahli bintang di Iskandaria  (Mesir) keturunan bangsa Yunani, yang bernama Claudius Ptolomeaus (90-168 M) berhasil menulis buku falak, yakni Tabril Magesthi
Naskah ini kemudian tersebar ke seluruh dunia dan dijadikan dasar sebagai pedoman ilmu perbintangan selanjutnya.

Peradaban India, Persia dan Yunani memunculkan peradaban falak Arab. Peradaban India adalah yang terkuat pengaruhnya terhadap Islam Buku astronomi Sindhind berpengaruh besar dalam perkembangan astronomi Arab (Islam), dengan puncaknya pada dinasti Abbasiah masa pemerintahan Al Manshur. Peradaban Persia juga memberi pengaruh signifikan dalam peradaban ilmu falak Islam, ditemukan banyak istilah falak Persia yang masih dipakai hingga saat ini, seperti zij (epemiris) dan auj ( aphelion. Buku Astronomi berbahas Persia yang banyak mendapat perhatian Islam adalah Zij Syah atau Zij Syahryaran.

Pada tahun 773 M , seorang pengembara India menyerahkan sebuah buku Sindbind atau Sidbanta kepada kerajaan Islam di Bagdad. Khalifah Abu Ja'far al Man-sur memerintahkan agar buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Perintah ini dilakukan oleh Muhammad ibn Ibrahim al-Fazari yang juga menuliskan buku syarah (penjelas) yang berjudul As-Sind Hind al-Kabir. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal sebagai ahli ilmu falaq pertama di dunia Islam.

Kegunaan Ilmu Falak

Ilmu falak secara garis besar digunakan untuk :
           1)  Penetapan awal-awal bulan Qomariah
           2)  Penetapan waktu-waktu shalat
           3)  Penetuan arah dan bayang kiblat
           4)  Penentuan terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan
           5)  Mempermudah orang yang melakukan rukyatul hilal utk mengetahui dimana posisi
                hilal berada

Dengan demikian ilmu falak mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah umat Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar