Jumat, 10 Februari 2017

Tahi Lalat Dapat Menghindarkan Osteoporosis




Sekitar tahun1990 an, tahi lalat di wajah menjadi trend di kalangan kawula muda. Hal itu dikarenakan artis bintang sinetron popular kala itu Rano Karno memiliki satu tahi lalat di dagu sebelah bawah bibirnya. Bahkan beberapa remaja yang tidak memiliki tahi lalat, kala itu rela mentato wajahnya satu titik demi menyamai artis idolanya.

Masa berganti, mode pun berubah. Tahi lalat dipandang sebagai sebuah pengganggu pemandangan wajah, terlebih jika dikaitkan dengan kesehatan yang berhubungan dengan faktor penyebab kanker kuiit. Banyak yang kemudian berusaha menghilangkannya, dari dengan menggunakan bahan dapur seperti kapur sirih hingga pengobatan modern macam laser.

Tahi lalat adalah sejenis pertumbuhan umum pada kulit. Tahi lalat umumnya muncul sebagai bintik-bintik kecil berwarna coklat gelap yang disebabkan oleh sekelompok sel berpigmen. Tahi lalat biasanya tumbuh pada masa kanak-kanak dan remaja. Kebanyakan orang memiliki 10 sampai 45 tahi lalat, dan hamper semuanya mulai tumbuh sebelum usia 40 tahun. Beberapa tahi lalat dapat memudar atau hilang seiring pertambahan usia.

Tahi lalat, pada umumnya tidak berbahaya dan sangat jarang berkembang menjadi kanker. Memeriksa tahi lalat dan bercak pigmen lainnya secara teratur merupakan langkah penting untuk mendeteksi kanker kulit, terutama kanker melanoma ganas. Istilah medis untuk tahi lalat adalah nevi.

Tulang Lebih Kuat
Kabar gembira bagi anda yang memilkii banyak tahi lalat. Sebuah penelitian menyebutkan tahi lalat membuat orang awet muda dan tidak mudah terkena osteoporosis. “Laki-laki maupun perempuan yang memiliki lebih dari 100 titik tahi lalat di tubuhnya, memilki tulang yang lebih kuat sehingga tidak mudah terserang osteoporosis,” demikian kesimpulan penelitian dari King’s College London. “Kulit mereka” Lanjut penelitian itu, juga tak mudah keriput sehinnga terlihat awet muda tujuh tahun atau lebih.

Selain itu, mereka yang memiliki tahi lalat juga memiliki otot lebih kuat serta mata dan jantung lebih sehat. Kelebihan itu setelah mempertimbangkan resiko kanker kulit akibat adanya tahi lalat, yang bisa berkembang menjadi melanoma yang berbahaya akibat terlalu banyak terpapar matahari. Para penelit meyakini penemuan in bisa membuka jalan bagi penemuan krim penghilang kerut. Sehingga tidak diperluka lagi suntikan kolagen atau operasi plastik.
“Hingga saat ini, umumnya orang mengabaikan tahi lalat,” kata ahli genetic Profesor Tim Spector. Tahi lalat biasa mulai hilang ketika orang mencapai usia 40mtahun, tetapi orang yang masih memiliki tahi lalat hingga usia 60 tahun, mereka terlihat lebih muda.